Anti Nti. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Cara Beternak Babi

Cara berternak babi
Cara berternak babi di indonesia sudah lama dikenal masyarakat. supaya Cara berternak babi dapat berikan keuntungan yang optimal untuk pemiliknya, jadi di butuhkan bebrapa perihal yang menyangkut manajemen pemeliharaan Cara berternak babi yang baik agar sesuai dengan hasil yang kita inginkan. maka dari itu kita harus benar- benar memperhatikannya dengan sangat telitiCara berternak babi
Langkah-langkah Cara berternak babi sebagai berikut
  • Cara berternak babi dengan menyeleksi bibit
    ciri-ciri babi yang baik : letak puting simetris. ambing besar dengan saluran darah tampak jelas, tubuh padat didalam diisi, kaki kotor dan tegap
  • Pemberian pakan ternak babi yang cukup
    Pemberian pakan ternak babi yang baik bisa berupa jagung, shorgum, gandum, kacang kedelai, kacang hijau, umbi-umbian, tepung ikan dan lain-lain
  • Kandang babi yang baik
    -    Cukup memperoleh cahaya matahari, bersih dankering.
    -    Ventilasi baik.
       Drainase didalam atau di luar kandang kudu baik.
    -    Didalam satu kandang, babi kudu sejenis dan seumur
  • Ukuran kandang yang sesuai
    -    Anak babi 2, 5 x 1, 5 m/eko
       Babi pejantan 3 x 2 m/ekor
    -    Kandang penggemukan : berat 40 kg = 0, 36 m/ekor, berat 40 -9
    -    kg =0, 50 m/ekor, dan berat lebih 90 kg = 0, 75m/ekor
  • Tatalaksana pemeliharaan Cara berternak babi yang butuh didalam siklus pemeliharaan teknis yaitu
    -    Umur kawin pertama betina 10 – 12 bln dan jantan 8 bln..
    -    Umur melahirkan pertama + 14 bln..
    -    Bberat lahir 1 – 1, 5 kg
    -    Jumlah anak yang dilahirkan 7 – 14 ekor /induk
    -    Pertambahan berat badan perhari 450 – 500 gram
    -    Siklus birahi + 21 hari
    -    Lama kebuntingan kurang lebih 114 hari ( 3 bln., 3 minggu, 3 hari )
    -    Kembali dikawinkan sesudah melahirka 5 – 7 hari setalah
    -    penyapihan
    -    Frekuensi melahirkan 2 x didalam 1 tahun
    -    Umur dan berat jual 8 – 9 bln., lebih kurang 80 – 100 kg
    -    Kekuatan jantan buat mengawini betina 2 – 3 ekor betina / hari dan
    -    3x didalam 1 minggu
Contoh susunan ransum babi                                                
  • Perode stater Cara berternak babi ( 0 – 11 minggu ), protein 20 – 22 persen dan sebaknyadiberi skin milk dan jagung giling
  • periode grower Cara berternak babi ( 10 – 24 minggu ), protein17 persen ditambah hijauan segar, mineral danvit
  • penggemukan Cara berternak babi ( sampai 10 bln. ), protein14 persen dan diberikan pakan yangberkwalitas hingga dapat meraih beratbadan + 100 kg bibit, dengan protein 14 persen, makanan yang berkadar serat tingi, dan hijauan segar namun ransum tak perlu di masak kandang dan peralatan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Bisnis/Usaha Babi

Karena saya pecinta babi saya tidak menjual belikan babi atau daging babi...
Saya lebih mencintai membuat karya dengan membuat boneka babi...
Seperti ini contohnya...

babi

Boneka Horta Bekasi (babi)
Boneka horta adalah mainan edukatif berupa boneka yang terbuat dari serbuk kayu sebagai bahan utama pembuatannya dan benih rumput sebagai keunikan produknya dengan tujuan agar semakin banyak mencintai lingkungan dan alam sekitar pada umumnya.



Ini terbuat dari flanel ....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Jenis Pakan Babi

 a. Bahan makanan yang banyak mengandung protein


1). Tepung ikan
Tepung ikan di buat dari sisa-sisa ikan atau ikan afkir, yang terdiri dari kepala, kerangkan dan ekor. Kuailitas tepung ikan yang paling baik ialah yang berasal dari ikan putih, sebab kadar minyaknya tidak lebih dari 6% dan kadar garamnya 4%. Sedangkan tepung ikan kualitas kedua dibuat dari ikan afal yang kadar minyak dan garamnya cukup tinggi, sehingga bisa menimbulkan efek negative pada babi. Di samping kandungan protein, tepung ikan juga mengandung unsure-unsur mineral penting, seperti Ca, P dan Chlorine. Tepung ikan ini bisa diberikan kepada anak babi sebanyak 15%, untuk babi bibit, dan 10% untuk babi grower.


2). Susu ikan
Susu skim ialah susu yang sudah diturunkan kadar lemaknya menjadi kurang lebih 0,1%. Susu skim ini merupakan salah satu bahan makanan yang bermutu, terutama bagi babi-babi induk yang sedang menyusui dan babi muda. Sebab susu skim kaya akan protein dan lysine serta lactosenya pun cukup tinggi, sehingga dapat menggantikan sebagai daripada bahan makanan yang berasal dari biji-bijian.
3). Susu skim bubuk
Susu skim bubuk mengandung 35% protein, sedangkan mineral, fat dan vitaminnya rendah. 4). Bungkil kedelai
Bungkil kedelai diperoleh dari kedelai yang sudah diambil minyaknya. Kandungan protein 38%, agak lebih rendah daripada bungkil kacang tanah yang kadar proteinnya 41%. Akan tetapi kedelai kaya akan lysine, atau merupakana sumber protein nabati yang sangat penting untuk babi. Warna bungkil ini kuning pucat, serat kasar dan kadar Ca-nya rendah. Jika ingin menggunakan bungkil kedelai untuk pengganti tepung ikan, pada rasum harus ditambah mineral. Biasanya bungkil kedelai diberikan sebanyak 5%, tepung ikan 5% untuk grower, dan 10% untuk finisher.
5). Bungkil kacang tanah
Adalah hasil ikutan kacang tanah yang sudah diambil minyaknya. Bahan ini kurang cocok untuk babi, karena kandungan lysine dan Ca-nya rendah. Apabila bungkil kedelai sulit diperoleh atau terlampau mahal, bungkil kacang tanah ini bisa dipakai pengganti dengan ketentuan zat yang kurang diperhitungan dan diganti dengan bahan lain.
      b. Bahan makanan sebagai sumber energy
1) Jagung
Jagung adalah bahan makanan babi yang sangat bagus, karena banyak mengandung karbohidrat. Tetapi bahan makanan ini harus digiling halus, sebab bila tidak akan kurang bermanfaat. Baik jagung kuning maupun putih keduanya bisa dipergunakan walaupun yang putih kadar vitamin A lebih rendah.
2) Katul
Kualitas katul bermacam-macam. Keadaan kualitas ini tergantung pada jumlah brambut yang terdapat di dalam katul itu sendiri. Katul yang persentase btambutnya tinggi berarti berkualitas rendah. Dan katul banyak mengandung fat, sehingga pada musim panas atau lembab, katul mudah tengik. Katul yang rusak atau tengik akan mengganggu alat pencernaan dan menyebabkan vitamin-vitamin yang terdapat di dalamnya hancur.
Babi yang banyak mendapatkan makanan katul, bacon menjadi lunak. Oleh karena itu pemberian katul ini hendaknya dibatasi dalam jumlah sedang dan dalam keadaan baru (fresh), tak banyak brambut.
3) Mellase
Mellase bisa diberikan pada babi dalam campuran makanan sebanyak 5%. Mellase ini bisa mengikat makanan, sehingga makanan tak terhambur. Mellase juga meningkatkan nafsu makan. Kepada babi-babi fattening bisa diberikan dalam jumlah sampai 20%. Sedangakan kepada babi kecil tidak lebih dari 5%.
      c. Bahan makanan hijauan
1) Hijauan segar
Hijauan merupakan salah satu bahan makanan yang sangat penting bagi pemeliharaan babi-babi kecil dan babi-babi bibit. Tetapi yang perlu dipikirkan ialah bahwa babi kecil tidak mampu mencerna serat kasar, maka kepada babi-babi kecil tersebut tidak bisa diberikan bahan makanan hijauan yang serat kasarnya terlampau tinggi.
Hijauan makanan yang biasa diberikan daun ketela rambat, rumput muda yang dipotong-potong dan berbagai jenis leguminose.
2) Tepung daun lamtoro
Tepung daun lamtoro sering ditambahkan pada makanan, terutama babi induk bibit dan anak-anak babi. Sebab bahan tersebut kandungan mineral dan vitaminnya tinggi. Akan tetapi karena bahan ini mengandung toxic (racun) maka jumlah jumlah yang bisa diberikan atau ditambahkan kepada ransum tidak boleh melebihi 5% dari seluruh campuran makanan. Pemakaian yang berlebihan atau terlampau banyak berarti akan menambah toxic yang lebih besar pula. Hal ini bisa berakibat pada babi, bulunya rontok, dan babi bunting bisa menyebabkan keguguran.
3. Penyusunan ransum
     Apabila jumlah babi yang dipiara itu hanya bebarapa ekor saja, maka kepada babi tersebut bisa diberikan sisa-sisa bahan makanan dari dapur, seperti kulit pisang, pepaya, sayuran, nasi dan lain sebagainya. Akan tetapi betapapun banyak sisa makanan yang bisa diberikan, namun praktek pemberian makanan semacam itu kurang bisa dipertanggung jawabkan. Sebab bahan makanan tersebut bukanlah merupakan rasum yang mempunyai susunan zat makanan dalam imbangan yang tepat seperti yang diperlukan tubuh babi untuk keperluan pertumbuhan dan berproduksi.
     Sedangkan yang dimaksud dengan ransum ialah sejumlah campuran dari berbagai macam bahan makanan yang diberikan kepada hewan ternakdalam waktu tertent, misalnya satu hari satu malam (24 jam). Di dalam waktu 24 jam babi harus mendapatkan zat-zat dalam perhitungan yang benar dan teliti. Penyusunan ransum ini sangat bervariasi atau berbeda-beda. Titik berat perbedaan tersebut terletak pada kadar protein dan hidratarang. Sebab pedoman penyusunan ransum yang dikemukakan di sini ialah dengan dasar Imbangan Protein (IP).
     IP ini menunjukkan suatu perbandingan antara protein dapat dicerna (Prdd) dengan Martabat Pati (MP).
     Protein dapat dicerna ialah hasil pencernaan protein kasar yang terdapat dalam suatu bahan makanan yang dapat diabsorpsi oleh diding usus.
     Sedangkan MP = Martabat Pati dari suatu bahan makanan atau ransum ialah angka yang menunjukkan kg (gr) pati murni yang sama dayanya dengan 100 kg (gr) dari bahan makanan itu untuk membentuk lemak badan di dalam tubuh. Hal ini dimaksudkan, bila bahan makan atau ransum itu dikatakan memiliki MP 70, artinya 100 kg bahan makanan atau ransum tersebut mempunyai daya yang sama dengan 70 kg pati murni dalam membentuk lemak badan di dalam tubuh. Dan MP dari suatu bahan makanna juga menggambarkan kandungan energy.
     Contoh IP
Bungkil kepala, Prdd = 16,8%; MP = 81%
IP = Prdd : MP = 16,8 : 81 => IP 1 : 482
     Cara memperhitungkan MP suatu bahan makan.
     Sebagai contoh jagung.
     Jagung mengandung Prdd 6,6%, lemak 3,7%, serat 1% dan karbohidrat 64,8%.
     Karena besarnya MP dari tiap-tiap zat makanan telah diketahui maka :
1 kg pati murni = 1 satuan kg MP
1 kg BETN = 1 satuan kg MP
1 kg serat kasar = 1 satuan kg MP
1 kg lemak dari biji-bijian = 0,94 satuan kg MP
1 kg Lemak dari biji-bijian = 2,44 satuan kg MP
     Maka MP jagung tersebut bisa diperhitungkan sebagai berikut :
6,6 kg Prdd mempunyai MP 6,6 x 0,94                                   = 6,20
3,7 kg lemak dapat dicerna mempunyai MP 3,7 x 2,41          = 8,917
1,0 kg serat kasar dapat dicerna mempunyai MP 1,0 x 1      = 1,00
64,8 kg karbohidrat dapat dicerna mempunyai MP 64,8 x 1  = 64,80
Jumlah   = 80,917
Jadi setiap 100 kg jagung mempunyai MP = 80, 9 atau dengan kata lain, bahwa setiap 100 kg bahan makan sama dayanya dengan pati murni sebesar 80,9 kg.
     Catatan :
• Bahan makanan yang memiliki IP = 1 : 2, berarti separuh dari zat-zat makanan terdiri dari protein.
• Dan bahan makanan yang IP –nya 1 : 10, berarti zat proteinnya hanya sepersepuluhnya.
• Babi-babi umur 6 bulan, diberi ransum dengan IP 1 :5 – 1 : 6
• Babi induk menyusui diberi ransum dengan IP 1 : 6 – 1 : 7
• Babi fattening diberi ransum, dengan IP 1 : 8 – 1 : 10
Kandungan IP di dalam ransum terletak pada kadar protein dan MP (IP). Kandungan IP di dalam ransum itu sendiri di perhitungkan berdasarkan beberapa factor diantaranya :
1) Tujuan peternakan itu sendiri, misalnya sebagai babi fattening, bibit.
2) Fase hidup babi, starter, grower, finisher atau berat babi.
3) Pedoman yang telah ada seperti zat-zat makanan yang diperlukan dan pertimbangan ekonomis, serta bahan yang tersedia pada sepanjang tahun.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas, maka bisa disusun berbagai macam ransum sesuai dengan kebutuhan babi dan tujuan peternak

     a. Berbagai Macam Ransum
1) Ransum starter
Yang dimaksud dengan babi starter ialah anak babi yang masih menyusui dengan umur 8 – 10 minggu. Pada fase atau periode ini mereka harus mendapatkan ransum starter, yaitu ransum yang terdiri dari :
• Komposisi bahan makanan yang mudah dihisap oleh anak babi dan pula mudah dicerna (creep feeder).
• Kandungan serat kasarnya rendah, misalnya dari bahan jagung giling halus, tepung susu skim. Sebab susu kandungan proteinnya tinggi, sedangkan jagung memiliki kadar cerna yang tinggi dan merupakan sumber karbohidrat.
• Kandungan protein 20 – 22 %, MP 70
• Serat kasar 3 %.
2) Ransum Grower Babi grower yaitu anak babi sesudah melampaui fase starter sampai umur 5 bulan. Babi-babi yang telah melewati fase grower dan mencapai berat 50 kg. Hal ini dimaksudkan agar :
• Babi tumbuh cepat, sehat dan kuat.
• Bisa menghasilkan babi-babi fattening yang tidak banyak lemak atau spek, melainkan banyak daging.
• Babi bibit (breeding) dalam periode menyusui nanti akan bisa memproduksi air susu cukup banyak.
Babi-babi yang hidup pada fase ini harus mendapatkan ransum grower, yaitu ransum yang terdiri dari :
• Bahan yang agak kasar sedikit dari pada ransum starter.
• Kadar protein kurang lebih 17%, MP 68.
• Serat kasar 5%.
• Ditambah ekstra hijauan segar, vitamin-vitamin dan mineral.
3) Ransum Fattening
Babi fattening adalah babi-babi yang digemukkan sebagai babi potongan yang beratnya 50 – 100 kg. penggemukan ini dimulai semenjak mereka sudah melewati fase grower yang berat hidupnya 50 kg sampai dengan bisa dipotong yaitu pada waktu mencapai berat 100 kg. Ransum yang diberikan ialah ransum fattening, yang terdiri dari :
• Bahan makanan yang agak kasar
• Kadar protein 14%, MP 69.
4) Ransum bibit
Ransum bibit merupakan ransum yang diberikan kepada babi dara, sebagai pengganti makanan fase grower atau babi bunting3 bulan pertaman. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini ialah babi tidak boleh terlampau gemuk dan banyak fat. Untuk menghindarkan keadaan ini maka babi tersebut harus diberikan ransum khusus yaitu ransum bibit yang terdiri dari:
• Bahan-bahan makanan yang kadar serat kasarnya relative tinggi kurang lebih 8,5%.
• Protein 14,5 %, MP 64.
• Ditambah hijauan.
5) Ransum induk menyusui
Ransum induk menyusui yaitu ransum yang diberikan pada bulan terakhir pada masa bunting dan selama mereka menyusui. Ransum tersebut terdiri dari :
• Bahan yang kandungan serat kasarnya relative rendah, 7%.
• Kadar protein tinggi, 18,5%, MP 66.
Protein yang tinggi diperlukan untuk :
• Pertumbuhan embryo.
• Persiapan produksi air susu.
Serat kasar yang tidak terlalu tinggi dimaksudkan untuk menghidari kemungkinan terjadinya kesukaran buang kotoran (konstipasi) pada saat hendak melahirkan. Untuk mengatasi konstipasi ini babi bisa ditolong dengan diberikan obat pencahar (urus-urus), misalnya garam inggris sebanyak 1 (satu) sendok makan yang dicampur makanan. Pemberiannya dilakukan beberapa hari sebelum dan sesudah melahirkan. Pada saat ini jumlah ransum bisa dikurangi, tetapi harus betul-betul bermutu.
      b. Cara Penyusunan Ransum
Untuk menyusun ransum yang baik, perhatikan tabel di bawah beserta diagram berikut :

 Keterangan Starter % Grower % Fattening % Lactasi Bibit
 1. Jagung 35 - 60 25 - 60 25 -60 20 - 50 15 - 40
 2. Katul - 0 - 10 0 - 25 10 - 15 0 - 15
 3. Tepung ikan 5 - 10 5 - 20 - 5 -10 2 - 10
 4. Dedak gandum - 5 - 10 0 - 15 10 -  25 10 - 30
 5. Susu skim  (Powder) 0 - 20 - - - -
 6. Tepung tulang - 0 - 5 2 - 7 0 -5 0 - 5
 7. Bungkil kedelai 5 - 15 2 - 10 2 - 5 5 - 10 2 - 7
 8. Bungkil kelapa - 0 -3 2 - 7 0 - 7 0 - 7
 9. Tepung daun  lamtoro 0 - 3 5 5 5 5
 10. Mellase 0 - 3 5 5 5 5
 11. Mineral 1 1,5 1,5 1,5 1,5
 12. Gula 0 - 10 - - - -
 13. Vitamin - - - - -
 14. Antibiotic - - - - -
 Protein kasar 19 16 14,5 18,5 14,5
 MP 70 68 69 66 64
 Serat kasar 4 6 6 7 8,5


          Catatan
• Campuran bisa terdiri dari 60% kulit kerang giling/tepung kulit kerang, 30% tepung tulang, 10 gram yosium.
• Perbandingan Ca dan P yang baik 1,5 – 2.
• Mineral dalam ransum 1,5%.
• Vitamin-vitamin dan antibiotic hanya bisa diperoleh dari pabrik dan mengenai jumlah yang harus ditambahkan pada ransum ada petunjuknya dari pabrik yang bersangkutan
• Antibiotic berguna untuk merangsang pertumbuhan dan memberantas penyakit.
Contoh untuk ransum dan menghitung ransum induk menyusui. Pada tabel diatas terlihat bahwa kadar dan MP pada ransum induk menyusui 18,5 % , MP 66 maka hal ini bisa diperhitungkan sebagai berikut :
Diagram penyusunan ransum

 Bahan Bag/kg Prot. KASAR MP
 1. Jagung 35 35 x 8,5 = 297,5 35 x 80 = 2.800
 2. Katul 50 50 x 13,5 = 675 50 x 60 = 3.000
 3. Bungkil kedelai 5 5 x 48,5 = 242,5 5 x 69  = 345
 4. Tepung ikan 10 10 x 53 = 530 10 x 49 = 490
 5. Tepung daun lamtoro 5 5 x 19,5 = 97,5 5 x 45 = 225
Jumlah                             100                          1842,5                     6.860
                                  Prot. kasar = 1842,5 = 18,425    MP = 6860 = 68,6
                                                         100                                 100

Angka-angka pada tabel atau diagram di atas adalah sekedar pedoman saja, sehingga para peternak bisa menyusun sendiri menurut bahan baku yang ada di lingkungan masing-masing dengan menggunakan suatu pedoman yang telah ada.

4. Teknik pemberian makanan dan jumlah yang diberikan
      a. Teknik Pemberian Makanan
Pada pokoknya ada 2 macam cara pemberian makanan, yaitu sistem basah dan kering. Pada umumnya pemilihan sistem tersebut didasarkan kepada tujuan di dalam pemeliharaan, bahan makanan yang tersedia serta keadaan tempat (kadang).
1) Sistem basah
   Teknik pemberian makanan semacam ini bertujuan intuk mendapatkan kualitas babi bacon yang baik. Semua bahan maknaan dibiki halus, kemudia dicampur air atau dibasahi.
    Makanan ini bisa diberikan kepada babi pada bak makanan atau ditaruh di atas lantai. Hal ini juga sangat tergantung kepada jumlah babi dan tempat. Jika babi itu dipiara secara kelompok, di mana jumlah babi dalam satu ruang cukup besar, sedang tempat tidak memungkinkan, maka pemberian makan ini cukup ditaruh di atas lantai saja, sehingga modal bisa di hemat. Tetapi pada sitem pemeliharaan individual, sebaiknya makanan tersebut ditaruh pada bak makanan.
    Kebaikan pemberian makanan sistem basah
• Makanan basah ini lebih mudah dimakan dan dicerna.
• Menambah napsu makan, sebab babi lebih suka makanan basah.
• Makanan yang basah dengan mudah bisa ditaruh di atas lantai.
    Kelemahannya
• Lebih banyak tenaga, karena harus menyiapkan atau membasahi makanan terlebih dahulu.
• Sisa makanan dengan sangat mudah menjadi basi.
• Kandang lebih cepat menjadi kotor. 


2) Sistem kering
    Tujuan pemberian makanan semacam ini ialah untuk memberikan rangsangan agar bisa diperoleh berat hidup yang maksimal. Maka sistem ini sangat baik buat babi-babi pork, yang umur sekitar 3 ½ - 4 bulan dengan berat 45 – 55 kg. Pemberian makanan ini sebaiknya ditaruh pada bak makanan atau tempat khusus seperti tempat makanan otomatis yang terlihat pada gambar.
    Keuntungan pemberian makanan sistem kering
• Pengisian makanan cukup dilakukan sekali sehari.
• Makanan yang tersisa tidak mudah menjadi basi.
• Tempat atau kandang tidak mudah kotor.
• Lebih menghemat tenaga, karena peternak tidak setiap kali harus membersihkan tempat dan tidak selalu mengisikan makanan.
    Kelemahanya
• Agak sulit dimakan, karena hanya bisa diperoleh sedikit-demisedikit.
• Makanan mudah terhambur.

      b. Jumlah Makanan Yang Harus Diberikan
Jumlah makanan yang diberikan kepada babi sebaiknya dilaksanakan menurut pedoman. Semua pemberian makanan harus disesuaikan dengan berat babi atau pertumbuhannya. Pada fase pertama, pemeberian ransum itu hanyalah untuk keperluan pertumbuhan yang maksimal. Akan tetapi sesudah babi itu mencapai berat hidup 70 kg, pemberian makanan harus dibatasi agar babi tidak terlalu banyak fat. Untuk babi-babi bacon seperti Large White, Saddle Back. Makanan harus dibatasi sampai 2,5 kg/hari semenjak mereka itu mencapai berat 60 kg ke atas. Hal ini sangat penting untuk mencegah fat yang berlebihan dan untuk memperbaiki karkas. Suatu hal yang mudah diingat dan praktis untuk melaksanakan jumlah makanan yang harus diberikan kepada setiap ekor babi ialah bahwa untuk :

 Berat babi/kg Umur (minggu) Jumlah/kg
 15 8 (habis dipisah) 0,75
 20 10 0.90
 25 12 (3 bulan) 1,10
 30 14 1,30
 35 15 1,50
 40 17 1,70
 50 19 2,00
 55 20 2,10
 60 21 2,30
 65 22 2,40
 70 23 2,50
 75 24 (6 bulan) 2,60
 80 25 2,70
 85 26 2,80
 90 27 2,90
 95 28 3,00
 100 29 3,50
Sedangkan jumlah makanan untuk babi induk, dara, bibit dan induk menyusui bisa diberikan menurut fase hidup atau mereka masing-masing. Bisa dilihat tabel di bawah ini :

 Periode/umur Makanan Jenis makanan
 1. Induk 1 - 21/2 kg + hijauan makanan induk bibit
 2. Dara

- bunting 3 bulan
 2 kg + hijauan makanan induk bibit
- akhir kebuntingan
 3 kg + hijauan makanan induk menyusui
 3. Induk bibit dewasa

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Jenis dan Ciri Babi

Bedasarkan zologis ternak babi termasuk pada:
* Mamalia (menyusui)
* Ordo : Artiodactyla (berjari/kuku genap)
* Famili : Suidae (Non Ruminansia)
* Genus : Sus
* Species :
-        Sus scrofa babi liar dari eropa ada 10 sub species
-        Sus vittatus babi liar dari Asia ada 13 subspesis antara lain: babi Sumatra, Jawa, Flores dan Malaysia
-        Sus celebensis terdapat 8 species di Sulawesi,
-        Sus barbatus: terdapat 6 subspesis di Kalimantan
Adapula jenis babi yang lain, diantaranya seperti babi liar (babi hutan) mungil, Aili (batak), Jani (dayak), Babui (kayan), Dahak (Kapuas), dimana spesies ini belum dijinakkan, namun sering diburu sebagai sumber daging tergolong besar tinggi 1m panjang 1m dan berat dewasa bisa 150 kg, makanannya tumbuhan biji-bijian, buah-buahan, rumput-rumputan, serangga, hewan melata dan liar.
Babi piara ada 312 varietas dan 87 varietas yang resmi kini dikenal dengan babi unggul, merupakan hasil seleksi dan persilangan beberapa bangsa babi sehingga dihasilkan bangsa baru kemudian menyebar keseluruh dunia misalnya 60% babi potong komersial didunia adalah Yorkshire (large White).

Bangsa babi yang terdapat di Indonesia
1.      Babi Indonesia(asli)
Sebetulnya babi asli Indonesia adalah babi hutan yang sekarang masih berkeliaran di hutan-hutan. Bangsa babi yang terkenal sebagai babi asli Indonesia antara lain :
a)      Babi Bali
Babi bali merupakan babi yang didatangkan dari tiongkok. lama-kelamaam menjadi babi asli, yang asalnya dari babi liar. Babi di Bali terdapat dua tipe yaitu tipe pertama terdapat di bagian timur pulau Bali yang diduga berasal dari Sus vittatus setempat. Babi ini berwarna hitam dan bulunya agak kasar. Punggungya sedikit melengkung ke bawah namun tidak sampai menyentuh tanah dan cungurnya relative panjang.
Tipe yang kedua terdapat di utara, tengah, barat dan selatan pulau Bali. Babi ini punggungnya sampai melengkung ke bawah (lordosis), perutnya besar dan sering menyentuh tanah dalam keadaan bunting atau gemuk. Warnanya hitam kecuali di garis perut bagian bawah dan keempat kakinya dan kadang-kadang di dahinya berwarna putih. Kepala pendek sekitar 24-28 cm, telinga tegak dan pendek, yakni sekitar 10-11 cm. Babi inilah yang umumnya disebut babi Bali.
Tinggi pundaknya adalah sekitar 48-54 cm, panjang tubuhnya sekitar 90 cm, lingkar dada adalah sekitar 81-94 cm dan panjang ekor sekitar 20-22 cm. Puting susu induk 12-14. Rata-rata banyaknya anak adalah 12 ekor per kelahiran.

Babi Bali memiliki kelebihan bisa sepenuhnya diberikan pakan berupa limbah dapur. Sementara untuk jenis babi landrace atau saddle back perlu diberikan pakan pabrik untuk penggemukan. Babi Bali sangat baik untuk babi guling karena karakteristik babi Bali yang banyak berlemak sangat cocok untuk dijadikan babi guling.
Ciri-ciri babi Bali meliputi warna kulit mayoritas hitam, perut buncit, postur tubuh pendek dan kecil. Produksi daging (karkas) relatif kecil dibandingkan dengan babi jenis landrace atau saddle back.
Induk babi Bali mampu menghasilkan anak sebanyak 8-10 ekor (dalam satu kali melahirkan). Sementara jenis induk landrace atau saddle back mampu menghasilkan 10-12 ekor dalam satu kali kelahiran.
Babi Bali yang berumur 1 bulan untuk kebutuhan upacara bisa dihargai Rp 400.000 per ekor. Babi butuan (sebutan untuk babi Bali berumur satu bulan) banyak digunakan upacara mecaru termasuk jenis upacara lainnya. Babi Bali yang sudah menginjak usia 6 bulan sudah bisa mencapai berat 80 kg.
Karakteristik :
o   Warna hitam dan bulu agak kasar.
o   Punggung melengkung kebawah, tidak sampai ketanah
o   Cungurnya relative pendek
o   Telinga tegak tinggi
o   Pundak 48-54 cm
o   Panjang tubuh 94 cm
     Puting susu 12-14 buah dengan jumlah anak perkelahiran 12 ekor
b)      Babi Krawang
Keturunan dari tiongkok. Ciri-cirinya : kepala kecil, telinga pendek berdiri tegak, tulang belakang lemah dan agak panjang, perut hamper menyusur ke tanah, kaki pendek, warnai belang, atas hitam dan bagian bawah putih.
 

c)      Babi Sumba
Masih dekat hubungannya dengan babi hutan. Ciri-cirinya : Kepala agak panjang, telinga kecil, sedikit tegak, tulang belakan lemah, warna hitam, belang hitam atau kehitam-hitaman.
                                                                                                                        

d)      Babi Nias
Babi nias masih dekat hubungan dengan babi liar. Badannya sedang, ukuran kepalanya lebih pendek dari babi Sumba. Telinganya tegak,kecil, mulutnya runcing, bulunya agak tebal, terutama pada leher dan bahu sedang babi ini berwarna putih atau belang hitam.
Ada satu fenomena yang akhir-akhir ini dilakoni masyarakat di Nias Barat yaitu beternak babi di pinggir pantai, Hanya memberi makan daging kelapa sekali sehari sekedarnya saja.
Peternak babi di pantai ini memelihara ternaknya di pinggir laut dan membatasi areal ternaknya dengan membuat parit selebar 1 meter (ino’o) sehingga ternak babi mereka tidak bisa pergi jauh. Karena dalam beternak ini boleh dikatakan beternak secara massal maka areal yang dibatasi dengan ino’o bisa luas mencapai 3 km persegi dan ini dikerjakan oleh orang satu kampung dan tiap keluarga dapat memelihara babi 10 ekor atau lebih dengan membiarkan berkeliaran di areal yang sudah dibatasi sehingga di areal itu ada ratusan ekor babi dengan berbagai ukuran dan pemiliknya berbeda-beda.
Makanan babi adalah bulu gowinasi/daun ubi jalar laut yang secara otomatis tumbuh dipinggir pantai tanpa dipelihara sehingga babi tumbuh dengan sendirinya. Namun untuk kesegaran ternak babi ini sekali sehari diberikan makanan variasi berupa kelapa parut sekedarnya saja oleh pemiliknya. Cara memberikan makanan kelapa ini juga sangat unik yaitu pemilik memanggil ternaknya dan menjaga agar hanya ternaknya yang memakan kelapa yang yang diberikan, setelah habis baru pemiliknya pulang. Peternakan yang sangat menguntungkan karena biaya sangat murah dan tidak membutuhkan tenaga manusia yang banyak. Ubi jalar laut tumbuh dengan sendirinya dan sangat banyak serta cepat pertumbuhannya dan buah kelapa sangat banyak di Nias dan tidak terlalu banyak dibutuhkan.


Salah satu desa yang telah melaksanakan peternakan massal ini adalah desa Togimbögi kecamatan Sirombu sehingga orang yang membutuhkan babi selalu datang kesana karena hampir satu kampung memiliki ternak babi.



e)      Babi Batak
Tinggi pundak 54-51 cm, panjang 71-95 cm. Telinga tengah warna rata-rata hitam walaupun ada warna bercak-bercak putih.Bulu pada bagian bahu dan leher agak tebal. Rata-rata putting susu 10.
Pada masyarakat Batak (Karo) babi biasanya digunakan untuk :
·         Upacara adat perkawinan yang dimana pihak pria harus mengorbankan/ mempersembahkan satu nyawa yaitu menyembelih seekor hewan (sapi, babi atau kerbau), yang akan diberikan kepada pengentin wanita.
·         Salah satu binatang peliharaan masyarakat Batak (Karo)



f)      Babi Tana Toraja
Babi kecil (minipig). Tinggi pundak 45 cm, panjang 71 cm. Warna hitam putih dan ada yang hitam semua.
Pada masyarakat Toraja, babi umumnya digunakan untuk :
·         Tongkonan (rumah adat tradisional suku Toraja), yang dimana binatang babi menjadi salah satu persembahan dalam pembangunan rumah adat tersebut.
·         Upacara adat kematian, babi menjadi salah satu binatang persembahan.

 

2. Babi import
    Di Indonesia banyak babi yang diimport, sehingga saat ini kita kenal adanya babi sebagai berikut :
    a)      Babi VDL ( Veredeld Duits Landvarken)
    Babi VDL ( Veredeld Duits Landvarken) merupakan jenis babi unggul dari Jerman yang mempunyai ciri-ciri kepala besar agak panjang, telinga besar panjang setengah menggantung ke muka sejajar kepala, tulang belakang panjang lebar hampir bulat, badan besar daging banyak.

    b)      Yorkshire (Large White)
    Yorkshire (Large White) berasal dari Inggris yang ditandai dengan kepala/muka berbentuk seperti mangkuk, telinga tegak, badan besar panjang dalam dan halus, warna seluruh tubuh putih, bersifat sebagai induk yang baik dan air susunya banyak.

    c)      Tamworth
    Tamworth adalah penghasil daging yang bermutu tinggi yang berasal dari Inggris (kota Tamworth), memiliki ciri kepala lebar yaitu jarak antara telinga lebar sedangkan bagian bawah runcing, moncong agak panjang lurus, telinga tegak dan sedang, tulang belakang kuat, tubuh besar, kaki sedikit panjang, warna merah tua atau kecoklatan.




    d)      Saddle Back
    Saddle Back merupakan babi unggul yang berasal dari Inggris, ditandai dengan kepala sedang halus, telinga tegak, rahang rata, punggung berbentuk busur, warna hitam tetapi bagian bahunya berwarna putih sampai pada kaki.

    e)      Landrace
    Landrace merupakan babi unggul yang berasal dari Denmark, dengan ciri-ciri tubuh panjang besar dan dalam, kepala kecil agak panjang, telinga terkulai rebah ke depan, warna putih dengan bulu halus.

    • Digg
    • Del.icio.us
    • StumbleUpon
    • Reddit
    • RSS
    Read User's Comments1